Calon presiden Ganjar Pranowo awal pekan ini menyebut tiga purnawirawan TNI, yaitu Luhut Pandjaitan, Agum Gumelar, dan Wiranto, bersikap ‘mencla-mencle’ karena kini mendukung kompetitornya, Prabowo Subianto.
Luhut telah menyanggah tuduhan Ganjar yang disematkan kepadanya. Adapun tim kampanye Prabowo-Gibran Rakabuming menilai Ganjar “semestinya beradu visi-misi dan tidak menyerang kubu mereka secara personal”.
Seperti pada pemilihan presiden sebelumnya, isu dukungan militer dan para mantan jenderal kembali mencuat. Namun apakah militer dan purnawirawan TNI sebenarnya memiliki peran penting dalam kemenangan calon presiden, termasuk dalam Pilpres 2024?
Apa yang dikatakan Ganjar?
Mencla-mencle berasal dari Bahasa Jawa, yang berarti “tidak dapat dipercaya” atau tidak dapat dipegang sama sekali.
Saat berpidato di acara itu, Ganjar menyoroti tiga mantan jenderal yang pernah berkampanye agar publik tidak memilih Prabowo pada sejumlah Pilpres sebelumnya.
“Bahkan satu lagi [jenderal] mengatakan, ‘Hey pensiunan TNI, Anda bodoh kalau milih orang yang kita pecat’. Dan tiga-tiganya orang yang ngomong itu sekarang berada pada kubu di sana,” kata Ganjar.
“Saya lihat kubunya ada Pak Wiranto, Pak Agum. Terakhir Pak Luhut, yang terakhir menyampaikan dukungannya,” ucap Ganjar.
Dalam forum itu, Ganjar berkata bahwa dia berharap mendengar klarifikasi dari tiga mantan jenderal tersebut, terutama soal alasan mereka berubah sikap – dari lawan menjadi pendukung Prabowo.
“Apakah ketiga beliau itu akan mengoreksi omongan yang pernah dilakukan dulu? Kalau jawabannya iya, silakan mereka koreksi dengan alasannya. Kalau tidak, orang pasti akan melihat yang lain,” kata Ganjar.
Prabowo dan Agum Gumelar dipotret bersalaman pada sebuah peringatan HUT Kopassus, April 2004. Enam tahun sebelum peristiwa ini, Agum menjadi salah satu perwira militer yang merekomendasikan pemecatan https://berharaplahlagi.com/Prabowo.